Akan datang masa di mana anak-anak yang ada didalamnya yang menginap dalam gedung-gedung itu tidak mengaji kitab kuning. Mereka hanya   mengerjakan tugas-tugas pelajaran di sekolah.

Akan datang masa di mana banyak anak-anak yang hafidzul Qur'an, tapi kurang menguasai tahsinul Qur'an. Hafalannya lancar, tapi diminta membaca banyak makhorijul hurufnya yang meleset.

Akan datang masa di mana anak-anak yang belajar itu hanya mengenal ustadznya, tanpa mengenal kiai atau bu nyai-nya, karena beliau-beliau sudah digantikan sistem, atau digantikan figur berdasarkan SK yang datang silih berganti secara periodik.

Pesantren yang selama ini dikenal dengan kekhasan kitab kuningnya, yang dikenal dengan penguasaan ilmu dan keluhuran budinya, yang dikenal dengan kemandirian dan kesederhanaannya, lambat laun akan hilang, dihilangkan mereka yang tidak mengaji kitab kuning, tidak memiliki kiai sebagai figur panutan, berkehidupan mewah, dan tidak mandiri, tetapi memiliki ijin operasional atau tanda daftar sebagai pondok pesantren. Demikian ini semakin memprihatinkan.

Pesan dan harapan untuk santri

Di era modernisasi dan teknologi yang semakin canggih ini, para satri di tuntut untuk tetap memegang prinsip mempertahankan serta melestarikan hal – hal yang lama yang sudah terbukti dan nyata membawa kemaslahatan dan mengambil hal – hal yang baru yang di yakini akan memberi kemaslahatan, dengan tujuan agar tidak menjadi orang yang konservatif, primitive atau ketinggalan dan tetap terus ikut berperan d tengah – tengah masyarakat di segala bidang dan kegiatan.

Mengkaji kitab – kitab kuning adalah suatu keharusan bagi para santri karena ini merupakan ciri khas pondok pesantren sejati yang sejak awal berdiri ratusan tahun silam. Di samping itu kitab gundul / kuning merupakan sumber ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keagamaan dan ia menjadi salah satu wasilah atau lantaran akan datangnya keberkahan karena do`a – do`anya para muallif yang di panjatkan dan ia telah berhasil menghantarkan banyak orang menjadi `alim sholih yang bermanfaat bagi umat dan masyarakat. ( The blessing will grow continuously for us ).

Setelah selesai belajar di pondok pesantren para santri di tuntut untuk mampu menjalankan visi – misinya yaitu tatmimul akhlaqil karimah dan nashrul `ilmi, mengajak dan memberi contoh kepada masyarakat tentang adab tata karma, menghargai pendapat orang lain, toleran terhadap orang yang tidak seagama, dll.

Disamping itu para santri juga dituntut untuk menyampaikan dan menyebarkan ilmu pengetahuan yang telah di milikinya dengan metode yag baik dan benar, sehingga mudah di terima dan tidak menyakitkan serta mampu menjadi pelopor pemersatu bangsa dan penegak Pancasila sebagai dasar Negara.

Para santri hendaknya jangan sekali – kali menyampaikan suatu makalah yang dirinya sendiri belum begitu paham secara cukup mendalam, karena di khawatirkan akan terjadi gagal paham dan bisa membuat blunder serta runyam, seperti berziarah kubur di anggap syirik, berdiri untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya tidak mau dengan alasan demikian ini bukan ajaran Nabi, karena tidak belajar ilmu Ushul Fiqh, jama`ah yasinan, tahlilan dan sejenisnya di katakan bid`ah yang menyesatkan dan yang lebih ekstrim lagi orang – orang yang tidak sepaham dengannya dianggap kafir, tentu ini sangat berbahaya. Semua ini bisa terjadi karena kita mungkin kurang menguasai materi persoalan, namun diantara kita terlalu tergesa- gesa untuk menyampaikan dan terlalu ambisi untuk menjadi orang kondang.

Untuk itu disamping kita mempunyai nasab ( urutan turunan / trah ) kita harus mempunyai sanad yaitu para guru yang telah mengajarkan beberapa ilmu kepada kita karena tanpa guru kita tidak mungkin akan mendapat ilmu yang benar, tanpa guru kita tidak akan mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat, tanpa guru maka kita mugkin akan sesat, guru adalah bapak kita dalam agama ( ….. ) . Abu Yazid Al Bustomi, mengatakan :” Jika orang tidak mempunyai guru,maka imamnya adalah setan “. Amr ibnu Sinan Almambiji ( salah seorang syekh besar ), mengatakan “ Orang yang tidak pernah belajar dengan guru adalah penipu”. Kami yakin, belajar dengan para guru yang stiqoh ( dapat dipercaya ) maka kita akan memperoleh ilmu yang bermanfaat dan barokah yang membawa kita selamat dunia sampai akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bebas tapi sopan!!!...

Bottom Ad [Post Page]

Back To Top