Kisah Nabi Ibrahim
![]() |
sumber : pinterest |
Kata Ibrahim di sebut dalam Al Qur`an sebanyak 69 kali di 25 surat. Kata Ibrahim adalah isim `ajam ( bukan arab ) yaitu bahasa Suryaniyah dan dalam bahasa Arabnya adalah Abun Rokhim ( اب رحيم) artinya bapak yang penyayang, dinamakan demikian karena ia adalah seorang yang sangat lembut hati, penyayang dan penyantun. Nabi Ibrahim adalah seorang Rosul yang termasuk golongan Ulul `Azmi. Nabi Ibrahim mendapat julukan Kholilurrohman dan Abul Ambiya`. Jarak Nabi Nuh dan Nabi Ibrahim adalah dua ribu enam ratus empat puluh ( 2.640 ) tahun. Tiada Nabi yang memisahkan keduanya selain dua orang Nabi yaitu Nabi Hud AS dan Nabi Sholeh AS.
Ibrahim lahir di Babil ( بابل ) atau Babilonia yaitu bumi yang terletak di
antara sungai Tiqris dan Eufrat yang di sebut Ardhussawaad (ارض السواد ), ayahnya bernama Aazar (ازر ) bin Annakhur bin Assyarigh dan Ibunya
bernama Nuuna (نونا ) binti Karnaba bin Kuutsaa. Ia lahir di zaman Raja Namrudz bin
Kan`an bin Sarkharib bin Namrudz bin Kham. Ia adalah seorang raja yang pertama
kali menguasai seluruh tanah masyriq dan maghrib dan selanjutnya adalah
Sulaiman bin Daud, Dzulqarnain dan kemudian Bukhtanasoro.
Ketika Allah akan menghendaki lahirnya
Ibrahim, para ahli nujum dan juru ramal mengatakan kepada Raja Namrudz, “ dalam
pengetahuan kami, akan ada seorang anak laki – laki yang akan lahir di
wilayahmu dan ia akan merusak agamamu dan akan memecah mecah patung – patung mu
pada bulan ini dan tahun ini”.
Atas dasar ini kemudian Namrudz menyuruh
agar semua wanita yang hamil di kumpulkan dan di tahan di suatu tempat, jika di
antara mereka ada yang lahir seorang bayi laki – laki, maka ia langsung di
sembelih. Atas qudroh dan irodah Allah, tidak ada seorang pun yang mengetahui
kehamilan ibu Ibrahim.
Pada suatu malam hari ketika Ibunda
Ibrahim, terasa sakit akan melahirkan ( الطلق ) ia pergi ke sebuah gua dan ia melahirkan
di sana, lalu merawatnya dan kemudian meninggalkannnya. Atas kehendak Allah
pula pertumbuhan Ibrahim tidak sebagaimana umumnya bayi yang lainnya yaitu
ketika ia berumur satu hari seperti satu bulan, dan ketika umur satu bulan
seperti umur satu tahun.
Setelah lima belas bulan di dalam goa
dan sudah bisa berbicara, maka ia berkata kepada ibundanya :” keluarkanlah aku
dari gua ini dan aku akan melihat – lihat pemandangan di luar ”. Sang ibupun
mengeluarkannya pada waktu Isya`. Kemudian Ibrahim melihat langit dan menemukan
bintang, ia berkata inilah Tuhanku kemudian ia terus mengikutinya hingga
melihatnya lenyap, dan ketika lenyap ia berkata “ Aku tidak suka kepada yang
tenggelam”.
Kemudian ia melihat bulan, lalu ia
berkata,” ini adalah Tuhanku”. Matanyapun mengikutinya hingga lenyap, dan
ketika ia tenggelam ia berkata, “Sesunggguhnya jika Tuhanku tidak memberi
petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat”. Ketika siang tiba
dan Matahari terbit, ia berkata:” Sungguh besar Matahari”, ia melihat sesuatu
yang paling besar cahayanya, maka ia berkata,” inilah Tuhanku, ini lebih
besar”. Ketika Matahari lenyap, ia berkata:” Hai kaumku. Aku berlepas diri dari
apa yang kamu persekutukan”.
Firman Allah QS Al An`am ayat 76 – 78
:76. “Ketika malam telah gelap,
dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah Tuhanku",
tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya tidak suka kepada
yang tenggelam", 77. “Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia
berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia
berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku,
pastilah aku termasuk orang yang sesat", 78.” Kemudian tatkala ia melihat
matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar".
Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai kaumku, sesungguhnya
aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”.
Ketika kebenaran telah jelas baginya,
dan ia menyaksikannya serta menampakkan keyakinannya yang berbeda dengan
kaumnya yang ahli batil dan syirik. Ia berkata :” Wahai kaum, aku membebaskan
diri dari apa yang kalian sekutukan dengan Allah. Sungguh, aku menghadapkan
wajahku dalam beribadah hanya kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan
bumi dan aku bukan termasuk orang – orang yang menyekutukan Tuhan”. Firman
Allah QS Al An`am ayat 79 :” Sesungguhnya
aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan
cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan”.
Diriwayatkan
dari Abi Hurairoh RA : bahwa Rosulullah telah bersabda :” Allah SWT mewahyukan
kepada Ibrahim, Engkau adalah kekasihku, maka berbaik akhlaqlah kamu meskipun
terhadap orang – orang kafir, niscaya engkau akan di masukkan ke dalam golongan
orang – orang yang abror ( orang – orang baik ). Karena sesungguhnya kalimatku
telah menetapkan bagi orang yang berakhlaq baik, bahwa Aku akan menaunginya di
bawah `Arasy-Ku, dan menempatkannya di dekat haribaan-Ku yang suci, dan Aku
akan menjadikannya berada di dekat-Ku”.
Dengan
modal taukhid yang kuat dan akhlaq yang mulia, Ibrahim dengan nada lembut
seraya berda`wah kepada ayahnya. Pertama yang dilakukannya, ia menanyakan
sesembahan ayahnya yang tidak bisa mendengar, tidak bisa melihat dan tidak
mampu memberikan pertolongan sedikitpun, lalu ia mengajaknya untuk mengikuti
dirinya utuk menyembah kepada Allah, karena ia khawatir ayahnya akan tertimpa
azab dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Ayah Ibrahim tetap keras kepala dan sengaja
tidak mau mengikutinya dan ia malah membentak serta mengancam akan merajamnya
jika tidak mau berhenti dari perbuatannya. Ibrahim tetap sabar dan mendo`akan
keselamatan baginya dan akan memohonkan ampun kepada Tuhan untuknya. Demikian
ini sebagai wujud Ibrahim masih tetap berbuat baik dan lembut terhadap orang
tua meskipun orang tua menghardik dan mengancamnya serta masih tetap dalam kesyirikannya.
Ibrahim menghancurkan berhala – berhala
Kemudian Ibrahim secara diam diam pergi
ke tempat berhala – berhala mereka yang berjumlah 72 buah dan di sampingnya
terdapat beberapa makanan yang telah di letakkan oleh kaumnya dengan berharap
mendapatkan berkah dan yang akan di makan bersama – sama setelah pulang dari
perayaan. Lalu Ibrahim mengatakan dengan nada memper-olok – olok (توبيخ),”
mengapa kalian tidak memakan makanan yang di sajikan ? mengapa kalian tidak
menjawab ? ( مالكم
لا تنطقون ). Lalu, Ibrahim
memukuli berhala – berhala itu dengan pukulan yang keras lagikuat sehingga
hancur berantakan kecuali hanya satu yang paling besar yang terbuat dari emas
yang di tretes dengan mutiara dan kedua matanya terbuat dari intan.
Setelah mereka kembali dari perayaannya
menuju ke rumah berhala, mereka menjumpai berhala- berhala mereka telah hancur
berkeping – keping. Lalu di antara mereka bertanya ( من
فعل هذا )
( siapakah yang melakukan perbuatan ini ). Mereka yang pernah mendengar sumpah
Ibrahim menceritakannya kepada pembesar – pembesar mereka, “ Kami mendengar ada
seorang pemuda yang mencelanya, barangkali dialah yang melakukan perbuatan ini,
ia bernama Ibrahim”. Namrudz berkata:” Kalau demikian bawalah ia dengan
diperlihatkan banyak orang agar mereka menyaksikan”.
Setelah Ibrahim di datangkan di
hadapannya, lalu Namrudz bertanya :” أانت فعلت هذا ( Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini
? ), Ibrahim menjawab dengan membalikkan hujjah mereka sehingga mereka tidak
berkutik. Ibrahim mengatakan, “ Sebenarnya patung besar itulah yang
melakukannya, maka tanyakanlah kepada mereka, jika mereka dapat berbicara”.
Namrudz dan para pembesar lainnya tidak dapat membantah kata – kata Ibrahim dan
sempitlah segala upaya mereka, maka Namrudz menyuruh pengikutnya untuk
membangun sebuah bangunan ( perapian ) untuk membakar Ibrahim.
Lalu, di bangunlah suatu bangunan yang
terbuat dari batu dengan ukuran tinggi tiga puluh hasta dan lebar dua puluh
hasta di sebuah kampung yang bernama Kausa, mereka mengumpulkan dari berbagai
macam kayu selama satu bulan dan membakarnya selama tujuh hari tujuh malam.
Ibrahim dalam keadaan terbelenggu di lemparkan ke dalam apiyang sangat besar, namun
Allah SWT menjadikan tempat itu bagaikan sebuah taman yang sejuk.
Allah berfirman kepada api :” ( ياناركونى
برداوسلاماعلى ابراهيم ) (
Wahai api ! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim ). Dan Jibril
berkata : “ Wahai Ibrahim, sungguh, Tuhanmu mengatakan, “ Tidakkah kamu ketahui
bahwa api tidak membahayakan kekasih – kekasihku ?”. Ibrahim tinggal di dalam
api yang besar itu selama tujuh hari. Selamatlah Ibrahim,Ia tidak terbakar
kecuali tali tali yang mengikatnya.
Ketika dibakar, Ibrahim masih seorang
pemuda yaitu berumur dua puluh enam tahun. Setelah peristiwa pembakaran,
kemudian Allah menguasakan nyamuk atas Namrudz dan kaumnya kemudian nyamuk
memakan daging – dagingnya dan meminum darah – darahnya.
Ibrahim
hijrah ke Syam
Setelah kejadian pembakaran, Ibrahim dan
Sarah beserta Nabi Luth anak paman Nabi Ibrahim, menuju ke Harran ( sebelah
utara tanah semenanjung ), kemudian bertolak ke Palestina. Karena terjadi
kekeringan maka mereka pindah ke Mesir pada masa raja Ru`at ( Hyksos ). Raja
Mesir itu jatuh cinta pada istri Nabi Ibrahim setelah melihatnya dan ingin
menjadikannya sebagai istri dan ketika Ibrahim di tanya oleh Raja ia menjawab
bahwa Sarah adalah saudaranya ( saudara dalam agama ). Ibrahim menjawab
demikian karena untuk keselamatan dirinya dan istrinya.
Ketika Sarah di bawa ke kerajaan, maka
Allah menyelamatkannya dari kedzolimannya Raja, yaitu setiap kali Raja mau
menyentuh Sarah, tangannya lumpuh seketika. Kemudian Raja menghadiahkan salah
satu budaknya yang bernama Hajar kepadanya. Lalu, Ibrahim, Sarah dan Hajar
keluar dari Mesir kembali menuju ke
Palestina dan menetap di sana. Kemudian Sarah memberikan Hajar kepada Ibrahim
untuk dinikahinya, dan setelah beberapa waktu Hajar hamil dan melahirkan
seorang putra yang bernama Ismail, ketika itu Ibrahim berusia delapan puluh
enam tahun.
Atas perintah Allah, Ibrahim bersama istrinya, Hajar dan anaknya, Ismail yang masih kecil melakukan perjalanan ke Mekkah dan keduanya di tinggalkan “ di lembah yang tidak mempunyai tanam – tanaman “ dan Ibrahim kembali ke Palestina. Setelah beberapa lama Ibrahim di Palestina, ia kembali ke Mekkah untuk menemui anak dan istrinya, dan semua keadaan sudah berubah.
Ibrahim membangun Ka`bah
Allah SWT perintah kepada Nabi Ibrahim AS yang di bantu anaknya, Ismail untuk membangun Ka`bah atau Baitullah. Firman Allah QS. Al Baqoroh ayat 127 :”Dan ingatlah -wahai Nabi- ketika dulu Ibrahim dan Ismail meninggikan pondasi Ka'bah seraya memanjatkan doa dengan penuh ketundukan dan kerendahan, “Ya Rabb kami, terimalah amal perbuatan kami (diantaranya ialah membangun Ka'bah ini). Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa kami lagi Maha Mengetahui niat dan perbuatan kami”.
Suatu
riwayat menyebutkan bahwa Nabi Ibrahim membangun kembali Baitullah dari lima
buah bukit, yakni bebatuannya di ambilnya dari lima tempat, yaitu Bukit
Tursina, Bukit Zaita, Bukit Libanon dan bukit Al Judi, sedangkan pondasinya
dari bebatuan Harra. Lalu, Jibril datang dengan membawa Hajar Aswad dari langit
yang pada mulanya berupa yaqut yang putih dari batu yaqut surga, tetapi ketika
wanita – wanita yang berhaid banyak yang mengusapnya pada masa jahiliyah maka
ia menjadi hitam.
Nabi Ibrahim mendapat wahyu untuk menyembelih anaknya
Ketika Ismail sampai pada usia sanggup
membantu ayahnya dalam pekerjaan dan keperluannya yaitu berumur tiga belas
tahun. Nabi Ibrahim bermimpi, seakan - akan ada yang mengatakan kepadanya,
bahwa sesungguhnya Allah memerintahkan kepadamu untuk menyembelih anakmu ini.
Kemudian, pada pagi harinya dia
menangguhkan hal itu sampai petang seraya berfikir – fikir,” Apakah mimpi ini
dari Allah, atau dari setan ?” oleh karena itu hari itu dinamakan hari Tarwiyah
( berpikir – pikir ). Pada malam berikutnya Ia bermimpi hal yang sama, maka dia
mengetahui bahwa mimpi itu dari Allah, datangnya. Oleh karena itu hari tersebut
dinamakan hari Arafah ( mengerti ). Kemudian, pada malam hari yang ketiga dia
melihat hal yang sama dalam mimpinya, maka dengan tekat yang kuat dia berniat
akan melakukannya. Oleh karena itu, hari itu di sebut hari Nahr.
Firman Allah QS Ash – shaaffaat ayat 102
– 107 :102.
Mana tatkala anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim)
berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku!
Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan
mendapatiku termasuk orang yang sabar.”103. “ Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia
(Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah
Allah)”.104.“ Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!. 105.” sungguh, engkau telah
membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat baik.106. “Sesungguhnya
ini benar-benar suatu ujian yang nyata”.107. “Dan Kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar”. Nabi Ibrahim membawa pisau,
tambang dan mengajak Ismail ke sebuah tempat, Ismail di ikat dan di baringkan.
Ketika akan di lakukan penyembelihan,
atas izin Allah, malaikat Jibril datang dan menggantinya dengan kambing besar
yang pernah di buat berqurban oleh Habil yang bernama Jarir ( جرير ) seraya Jibril
membaca takbir tiga kali : اَللهُ اَكْبَر اَللهُ
اَكْبَر اَللهُ اَكْبَر,
kemudian di sambut oleh الذبيح( Ismail ):لآاِلهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ
اَكْبَر ,Dan kemudian di
sambut oleh Nabi Ibrahim AS : اَللهُ اَكْبَر وَ ِللهِ
الْحَمْد
Dan selanjutnya membaca takbir seperti
ini hukumnya sunah pada malam hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha. Begitu pula
hukumnya sunah mu`akkadah bagi setiap orang Islam yang berkemampuan untuk
berqorban di setiap hari Raya Idul Adha. Dalam sebuah Hadits Nabi Muhammad SAW
bersabda : “ Tidak ada nafkah setelah silaturrahim yang lebih utama di sisi
Allah dari pada berqorban”.
Dalam hadits lain riwayat Attirmidzi,
Nabi bersabda :”Tidak ada amalan yang di lakukan oleh seseorang pada hari qurban yang lebih di cintai Allah
daripada berqorban, sesungguhnya tanduk, rambut dan kukunya akan mendatanginya
pada hari kiamat, dan darahnya akan di letakkan di suatu tempat oleh Allah,
sebelumdarah itu jatuh ke tanah, maka kerjakanlah dengan jiwa yang bersih”.
Nabi Ibrahim hidup di antara abad 18 –
20 SM. Ia wafat di usia 175 tahun dan di makamkan di Kota Al Khalil ( Hebron )
Palestina.
( Al Muntadhom fi tawarikhil muluk wal
umam, Tafsir Qurtubi, Tafsir Showi, Tafsir Al Munir, Tafsir Fatkhul Qodir dan
Tafsir Thobari )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bebas tapi sopan!!!...